Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Pengendalian Banjir di Manado (Masih) Terbentur Lahan

×

Pengendalian Banjir di Manado (Masih) Terbentur Lahan

Sebarkan artikel ini

MANADO — Pembangunan tanggul pengendali banjir di tiga sungai besar di Manado: Tondano, Tikala, dan Sario, menemui kendala klasik namun strategis: lahan. Hingga saat ini rencana pembangunan terus tersendat lantaran lahan, padahal Kementerian PUPR bersedia mengucurkan dana untuk pembangunannya.

Hasil studi Balai Wilayah Sungai Sulawesi I (BWSS 1) Sulut, biaya untuk pembebasan lahan pembangunan tanggul pengendali banjir di tiga sungai itu lebih dari Rp1 triliun. “Anggaran pembebasan masih boleh ditalangi pemerintah pusat, tapi harus difasilitasi oleh pemerintah daerah. Gotong royong akang menyelesaikan kendalanya,” kata Kepala BWSS 1 Ir. Bastari melalui PPK Perencanaan R. Lontoh.

Pembangunan tanggul Sungai Tondano belum sepenuhnya karena terbentur lahan

Hasil perhitungan BWSS 1 menyebutkan pembebasan lahan untuk Sungai Tondano sejak 2015 hingga 2020 menghabiskan Rp140-an miliar untuk paket pembangunan sepanjang 1,7 kilometer. Masih ada 5,6 kilometer lahan yang belum bebas, dan butuh dana pembebasan Rp400-an miliar.

“Potret Sungai Tikala kurang lebih sama dengan Sungai Tondano, 7,1 km. Jadi, perhitungannya butuh kurang lebih 500-an miliar untuk pembebasan lahan,” katanya. “Kalau Sungai Sario kurang lebih 4,5 kilometer, butuh kira-kira Rp380-an miliar,” tambahnya.

Untuk pembangunan tanggul di Sungai Tondano masih akan ditangani Balai Sungai. Demikian juga Sungai Tikala dan Sario, 2021 ini ada anggaran kurang lebih Rp50-an miliar untuk pembangunan bagian yang lahannya tidak ‘bermasalah’.

“Intinya untuk pengendalian banjir di 3 sungai utama itu, nomor 1 yang harus tuntas adalah lahan dulu, dan konstruksinya mengikuti. Memang lama akan tuntas kalau tak ada gotong royong untuk keroyok,” imbuh Lontoh.(red)