Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow Dinobatkan Menjadi Bogani

×

Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow Dinobatkan Menjadi Bogani

Sebarkan artikel ini

BOLMONG — Bupati Dra Hj Yasti Soepredjo Mokoagow dinobatkan menjadi pimpinan adat tertinggi di Bolmong. Kini orang nomor satu di Bolmong tersebut menjadi Bogani Ki Yasti.

Penobatan gelar adat yang dilaksanakan di Rumah Dinas Bupati, Senin (21/3/2022) tadi, telah melalui proses musyawarah atau Mobakid yang dilakukan oleh pemangku  adat di desa dan kecamatan.

Menurut Budayawan Bolmong Chairun Mokoginta penobatan sebagai Bogani kepada Yasti karena pada zaman dulu setiap orang yang memimpin tanah Totabuan akan diberikan gelar Bogani. “Maka di belakang kata Bogani itu adalah namanya. Kayak Bogani Inde Dou namanya adalah Inde Dou. Seperti sekarang ini yang dinobatkan kepada Bupati Bolmong  Yasti Soepredjo, maka dinamakan Bogani Ki Yasti,” kata Chairun  kepada sejumlah wartawan usai prosesi adat.

“Jadi yang kita lakukan pada saat ini adalah untuk kembali mendudukkan pemberian gelar yang pada zaman dulu pernah lakukan oleh leluhur kita,” kata Chairun menambahkan.

Ia mengatakan, yang disematkan kepada Bupati Bolmong sebagai Bogani Ki Yasti, merupakan paripurna dari seluruh gelar yang ada. “Karena dalam Bogani itu tidak hanya dia sekedar pemimpin tapi dia juga seorang orang tua yang sapaan lebih akrab lagi,” terang Chairun.

Mantan anggota DPRD Bolmong ini mengungkapkan dalam tradisi Bogani dulu itu ada 4 kriteria yakni Mokodotoy, Mokorakup, Mokodiya, dan Mokoangak. Ia menjelaskan makna kata Mokodotoy dalam istilah keren saat ini berjiwa patriotisme dimana mempunyai kemampuan, memberikan rasa nyaman, aman dan bisa menjaga kawasan atau wilayah dari serangan luar.

Makna Mokorakup adalah orang selalu berpikir nasib dari semua anggota masyarakat dan mampu mengayomi anggota masyarakatnya. Makna Mokodiya ialah orang yang mampu menerapkan berbagai sanksi adat atau ketentuan – ketentuan adat. Artinya seseorang yang memiliki pengetahuan tentang adat dan mampu menerapkannya tanpa terkecuali meski terjadi pada lingkungan keluarga sendiri.

Kemudian yang terakhir, kata Chairun, makna Mokoangak terbagi menjadi dua: pertama Mokoangak dalam sikap dan perilaku serta Mokoangak dalam hal penampilan.

“Sehingga baju yang dipakai oleh Bogani Ki Yasti Soepredjo Mokoagow,  tampilannya berbeda. Yang dipakai Tapayug tadi,” ungkap Chairun.

Untuk Bupati Bolmong, kata Chairun, Yasti Soepredjo Mokoagow mampu menghadirkan bandara, Kawasan Industri Mongondow (Kimong) dan Bendungan Lolak, serta terminal tipe A. Bahkan pada zamannya menjadi anggota DPR RI dua periode bisa menghadirkan infrastruktur jalan seperti membuka Jalan Pindol dan Dumoga.

“Dengan kemampuan itu Bupati dalam makna disebut Mokodotoy. Jadi untuk menobatkan seseorang itu sebagai Bogani jika ada empat kriteria tadi maka layak disematkan sebagai Bogani,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Bupati Yasti secara pribadi, keluarga, dan pemerintah Kabupaten Bolmong mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Bolmong. Teristimewa, kata dia, kepada seluruh tokoh-tokoh adat, sangadi, BPD, yang sudah memberikan gelar adat sebagai “Bogani Ki Yasti”. Tentunya ini merupakan penghormatan dari masyarakat kepada dirinya.

“Ini adalah amanah dari masyarakat. Alhamdulillah saya terima dengan baik, dengan senang hati. Dan tentu ke depan wajib bagi saya, dimanapun saya berada, untuk tetap menghormati dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Bolmong,” tegasnya.

Yasti menjelaskan, adalah kewajiban baginya untuk memajukan Bolmong, istimewanya setiap anak Bolmong harus dibantu, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Agar, kata Yasti, anak-anak orang Mongondow yang dimaksudkan adalah seluruh masyarakat Bolmong dengan berbagai macam suku, ras, dan agama itu adalah orang Mongondow. Karena, ucap Yasti, seperti kata pepapatah: “Di mana bumi kita pijak, di situ langit kita junjung”. Jadi, setiap anak Mongondow entah itu dari suku apapun, agama apapun yang sudah lahir, besar, kawin-mawin dengan orang Mongondow, itu semua orang Mongondow. “Tentu menjadi kewajiban bagi saya sesuai dengan kemampuan saya, untuk kita sama-sama saling memajukan. Insya Allah, amanah ini saya akan jaga dengan sebaik-baiknya,” tutupnya.(adv)