Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Wagub Kandouw: Perangi Narkoba Harus Masif dan Holistik

×

Wagub Kandouw: Perangi Narkoba Harus Masif dan Holistik

Sebarkan artikel ini

MANADO – Pemerintah Provinsi ( Pemprov)  Sulawesi Utara (Sulut), Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju (KIM) Badan Narkotika Nasional, dan Kementerian Kominfo RI menggelar Sosialisasi Anti Narkoba dan Literasi Digital, di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Kamis (4/8/2022). Kegiatan ini dibuka Ny Tri Tito Karnavian selaku Ketua Umum OASE KIM bersama Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw didampingi Sekretaris TP PKK Sulut, dr Kartika Devi Tanos.

Secara resmi pembukaan kegiatan dilakukan dengan pemukulan tetengkoren. Peserta kegiatan ini diperkirakan mencapai 800 orang.

Wagub Steven Kandouw dalam sambutan pembuka menyampaikan selamat datang kepada para peserta, khususnya pada Jajaran OASE KIM, BNN, dan Kementerian Kominfo RI.

“Atas nama Gubernur kami mengucapkan selamat datang di Bumi Nyiur Melambai, ” kata Steven Kandouw.

“Kita percaya penanganan antisipasi Narkoba perlu dapat tindakan holistik, tidak parsial. Sebab itu butuh kerja sama semua komponen masyarakat. Kita tahu persis bahaya narkoba begitu luas. Kita harus lawan masif dan terstruktur, ” ungkapnya.

Katanya, agenda ini harus jadi acuan kita semua bahwa kita harus melek digital. “Aspek edukasi harus utamakan. Tidak hanya informasi, digitalisasi peningkatan literasi sesuatu yang ideal, ” ungkapnya.

Sementara Tri Tito Karnavian mengatakan, Indonesia harus memiliki generasi kuat yang mampu berkompetisi, dan bebas pengaruh penyalahgunaan Narkoba serta bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi informasi

“Penyebab rusak moral dan karakter generasi yakni dampak globalisasi yang masuk. Arus informasi cepat dari berbagai arah sampai ke masing-masing orang selama 24 jam, tidak ada batas negara, bahasa langsung bisa diserap oleh berbagai orang,” ujarnya.

Pesatnya kemajuan teknologi ditandai dengan digitalisasi sehingga kondisi ini harus teredukasi ke anak-anak bahkan orang tua. Ekses negatifnya marak narasi kebencian, mudah emosi ketika membaca berita provokatif, hoaks tersebar masif hingga ke pelosok negeri.

“Bahaya tersebut sama dengan bahaya dengan penyalahgunaan narkoba. Sama- sama merusak mental generasi muda. Kalau tidak diedukasi dan memberi bekal bagi anak muda penerus bangsa, maka pengaruhnya fatal,” uarnya

Hadir pada kegiatan itu Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulawesi Utara, PKK, BNN, Kementerian Kominfo, Dharma Wanita, Persit, Bhayangkari, siswa SMA/SMK dan mahasiswa.(red)