SANGIHE, gosulut.com – Bupati Kepulauan Sangihe Michael Thungari menegaskan bahwa kekerasan terhadap anak, dalam bentuk apapun, tidak bisa ditoleransi. Pernyataan itu disampaikannya saat membuka Pentas Seni, Lomba, dan Kampanye Perlindungan Anak yang digelar di Aula GMIST Yerusalem Enemawira, Rabu (14/5/2025).
Dalam sambutannya, Thungari menjelaskan bahwa tantangan dan peluang yang muncul seiring dengan perkembangan zaman, terutama di era digital. Ia mengingatkan bahwa teknologi informasi, jika tidak digunakan secara bijak dapat membawa dampak negatif, khususnya bagi anak-anak.
“Teknologi bisa menjadi ancaman yang menggerus nilai-nilai budaya. Namun jika dimanfaatkan dengan baik, dapat memperkuat hard skill dan soft skill anak-anak kita,” ujar Thungari.
Ia juga menekankan pentingnya peran lingkungan, sekolah, gereja, dan pusat pengembangan anak dalam mendukung tumbuh kembang anak, termasuk menanamkan nilai-nilai moral, keterampilan hidup, dan perlindungan dari kekerasan, baik verbal maupun seksual.
“Dalam setahun terakhir, tercatat ada tujuh laporan kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Sangihe. Ini angka yang harus menjadi peringatan bagi kita semua. Satu saja sudah terlalu banyak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Thungari mengajak semua pihak, mulai dari aparat penegak hukum, dinas terkait, hingga gereja dan masyarakat luas untuk aktif mengampanyekan perlindungan anak.
“Saya menitipkan anak-anak kita kepada semua pendamping, orang tua, guru, dan pemimpin gereja. Mari kita bentuk mereka menjadi pribadi yang tangguh, berakhlak, dan siap menjadi agen perubahan bagi Sangihe ke depan,” harap bupati.
Kegiatan tersebut juga diwarnai dengan berbagai lomba bertema perlindungan anak, seperti lomba poster, pidato, dan pentas seni. Fasilitator Kerjasama Cluster Sangihe, Polinus Laia, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Pusat Pengembangan Anak (PPA), hasil kemitraan antara Compassion dan gereja-gereja lokal.
“Saat ini ada 17 gereja di Sangihe yang bermitra dengan Compassion, melayani sekitar 3.000 anak. Perlindungan anak menjadi kebutuhan prioritas dalam pelayanan kami,” jelas Laia.
Ia berharap, melalui kampanye ini, seluruh elemen masyarakat semakin sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak (d’frendy)