
MANADO, gosulut.com – Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memaparkan perkembangan terkini perekonomian Sulut dan arah kebijakan strategis BI kepada media, Rabu (28/05/2025). Di triwulan I 2025 Sulut masih tumbuh 5,62 persen.
“Tapi bukan berarti aman. Karena ada yang tumbuh, ada juga yang turun,” ujar Kepala Pimpinan Wilayah BI Sulut Andry Prasmuko.
Bertumbuhnya ekonomi Sulut di triwulan I 2025 hingga di atas 5 persen, dipaparkan Andry, karena momentum. Antara lain di lapangan usaha pertanian yang pangsanya paling tinggi, 21,47 persen, menyumbang 7,73 persen. Momentumnya adalah peningkatan harga CNO global (karena musim dingin), panen raya padi dan jagung, serta peningkatan volume perikanan tangkap.
Demikian juga sektor transportasi yang pertumbuhannya hingga 14,55 persen, moementumnya adalah peningkatan penumpang angkutan udara seiring dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri dan diskon tarif 13-14 persen.
“Sedangkan sektor konstruksi yang pangsanya 9,21 persen malah turun -0,67 persen. Hal ini disebabkan efisien dan realokasi anggaran pemerintah yang menurunkan DAK Fisik 349 miliar,” kata Andry.
Katanya, keinginan Sulut untuk ekonominya terdongkrak bahkan sampai 6 persen, butuh amunisi pendongkrak, seperti investasi.
“Harus dipastikan investasi mau datang ke Sulut dengan berbagai jaminan dan insentif. Potensi yang besar pertanian seperti kelapa, pala, dan ada coklat di Bolmong Raya. Juga potensi perikanan,” kata Andry.
EKONOMI TRIWULAN I
Sementara itu, Andry Prasmuko menyampaikan bahwa secara nasional Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.
Antara lain Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75%, dan Lending Facility menjadi 6,25%. Lebih lanjut, arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi.
”Khusus perekonomian Sulawesi Utara menunjukkan capaian yang memuaskan. PDRB Sulut pada triwulan I 2025 tumbuh sebesar 5,62% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87%,” kata Prasmuko dalam paparannya.
Dari sisi perkembangan harga, tingkat inflasi Sulut tetap terjaga, dimana pada April 2025 Sulut mengalami inflasi 1,02% secara bulanan seiring berakhirnya masa pemberlakuan kebijakan diskon tarif listrik 50% di Februari 2025. Hal ini menyebabkan tagihan listrik pascabayar bulan Maret mengalami penyesuaian tarif ke harga normal pada pembayaran di bulan April 2025.
Perkembangan positif juga terlihat pada sistem pembayaran. Digitalisasi ekonomi dan keuangan semakin diterima masyarakat Sulut. Sampai dengan April 2025, volume transaksi digital melalui BI-Fast, QRIS dan Uang Elektronik (UE) terus menunjukkan peningkatan signifikan. Lebih lanjut, perkembangan kinerja perekonomian yang tumbuh lebih tinggi tercermin dari peningkatan nominal transaksi yang tercatat baik di BI-RTGS untuk nominal besar maupun BI-Fast untuk ritel.(arz)