Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

SIAP QRIS Merambah Pasar Tradisional dan Mall di Sulut

×

SIAP QRIS Merambah Pasar Tradisional dan Mall di Sulut

Sebarkan artikel ini
    Peluncuran SIAP QRIS untuk pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di Sulut oleh BI dan Kemendag, di Mantos

MANADO — Untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19, Bank Indonesia meluncurkan program SIAP (Sehat Inovatif dan Aman Pakai) QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard). Kick Off untuk piloting implementasi pada 51 pasar dan 45 pusat perbelanjaan di 34 provinsi dimulai dari Sulawesi Utara, yang ditandai dengan pencanangan di Manado Town Square dan Pasar Tanawangko Minahasa, Jumat (05/11/2021).

Pantauan media ini di Pasar Tanawangko, seluruh pedagang telah memiliki Scan Barcode yang difasilitasi BRI. ‘’Sudah setahun saya menjual Barito dengan menggunakan QRIS. Memang transaksinya di kios saya lebih banyak tunai, tapi ada juga yang mengunakan QRIS,” kata Susi, salah satu pemilik lapak rempah-rempah. “Kadang-kadang ada pelanggan yang pakai QRIS untuk membayar. Kami pakai QRIS sudah hampir setahun,” timpal seorang penjual ikan.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan BI bersama dengan industri telah meluncurkan QRIS yang merupakan game changer untuk metode pembayaran ritel. QRIS menjadi solusi untuk pembayaran yang lebih sehat, terutama di masa pandemi Covid-19, karena meminimalisir kontak saat bertransaksi sesuai dengan rekomendasi WHO.

Katanya, QRIS dikembangkan oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan telah didukung oleh 68 Penyelenggara Bank dan Non Bank. Penggunaan QRIS yang secara nirsentuh, memungkinkan masyarakat untuk bertransaksi secara digital tanpa melalui sentuhan.

QRIS juga sangat fleksibel untuk ditampilkan di berbagai media. Seperti terminal Point of Sale (POS), lanyard, akrilik, struk yang dicetak, bahkan dapat pula dikirimkan melalui image (gambar) kepada pembeli untuk dibayarkan secara tanpa tatap muka, sehingga sangat cocok untuk diimplementasikan di pusat-pusat perbelanjaan.

‘’Berkat dukungan semua pihak, Puji Syukur, sejak 1 November 2021 QRIS telah digunakan oleh lebih dari 12 juta merchant di seluruh Indonesia, sebagaimana telah diumumkan oleh Gubernur Bank Indonesia. Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada seluruh stakeholders, baik Pemerintah Daerah, PJP, Asosiasi, dan pihak-pihak lainnya atas sumbangsihnya dalam memperluas akseptasi QRIS, khususnya di wilayah Kota Manado dan Sulawesi Utara,” kata Filianingsih.

Menurutnya, kehadiran QRIS sejak 17 Agustus 2019 diterima dengan baik oleh masyarakat. Yang menunjukkan juga bahwa QRIS telah menjadi pilihan bagi masyarakat sebagai alat pembayaran yang aman, khususnya di masa pandemi. Di tengah pandemi, fokus implementasi QRIS dilakukan secara tematik, salah satunya pada sektor perdagangan ritel.

Menurutnya juga piloting yang dilakukan di Mantos merupakan kolaborasi antara Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia, didukung oleh KemenkoMarvest, serta stakeholders terkait untuk menghadirkan pembayaran yang CeMuMuAh (Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal), serta sehat dan higienis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Tahun 2020-2021 menjadi tahun yang penuh tantangan dan berdampak sangat luar biasa (extraordinary) terhadap kemanusiaan, ekonomi, dan keuangan di seluruh dunia. Puji Tuhan, memasuki penghujung tahun 2021, pandemi covid -19 di Indonesia semakin terkendali, dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus membaik, yang didukung juga dengan berjalannya program vaksinasi nasional. Pertumbuhan ekonomi yang membaik tersebut, tidak lepas dari upaya Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah dalam menjaga perekonomian Indonesia melalui program-program pemulihan ekonomi,” ujarnya dalam sambutan.

“Saya yakin geliat transaksi perdagangan juga semakin meningkat. Namun kita harus tetap waspada dalam menjaga kesehatan agar terhindar dari virus Covid-19. Salah satu cara untuk memutus penularan virus adalah dengan tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain, Dan metode pembayaran nirsentuh merupakan pilihan untuk mengurangi risiko penularan,” kata Filianingsih.

Di tengah kondisi pandemi, transformasi digital menjadi semakin penting untuk mendorong pemulihan ekonomi dan dapat menjadi alternatif kebangkitan negara dengan mendorong aktivitas ekonomi tetap berjalan. Filianingsih berharap, meskipun di tengah pandemi, kegiatan perdagangan ritel tetap harus berjalan untuk memenuhi kebutuhan vital. Untuk itu, penyediaan QRIS di pusat perbelanjaan, pasar, dan toko-toko barang kebutuhan pokok menjadi solusi di era new normal.

“Pusat perbelanjaan di Manado dan Sulawesi Utara harus sudah siap menjawab kebutuhan masyarakat agar dapat bertransaksi dengan aman tanpa takut terpapar virus Covid-19,” tuturnya.

Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah menyanggupi dan mendorong semua member HIPPINDO untuk membantu mensukseskan program Bank Indonesia terkait SIAP QRIS .

” Kami siap, karena proses transaksi dengan QR code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Semua anggota akan diupayakan akan menggunakan QRIS,” kata Budihardjo.

Sementara Wakil Menteri Perdagangan RI Dr. Jerry Sambuaga dalam sambutannya mengatakan Tanpa Tatap Muka (TTM) SIAP (Sehat Inovatif dan Aman Pakai) QRIS merupakan salah satu cara di tengah pandemi untuk mendisiplinkan protokol kesehatan.

”Target 12 Juta merchant QRIS telah dicapai oleh BI. Ke depan ditambah lagi targetnya hingga 50 juta. Semua kita QRIS-kan,” ujarnya.

Menurut Jerry Sambuaga, untuk memenuhi capaian target kerja, nantinya masyarakat yang menggunakan QRIS dalam bertransaksi harus diberi diskon, cashback dan bonus lainnya. ‘’Sehingga masyarakat semakin terpacu dengan cepat dalam tranformasi digital,” jelasnya.(red)