Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Ekspor Sulut Makin Bergairah

×

Ekspor Sulut Makin Bergairah

Sebarkan artikel ini
Pelabuhan peti kemas Bitung

MANADO — Ekspor komoditi masih menjadi andalan Sulut untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah pendemi Covid-19 ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik bahwa selang Januari-September 2021, nilai total ekspor Sulut mencapai USD 818,43 juta atau sekira Rp11,77 triliun.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Darwin Muksin mengatakan peningkatan ekspor dari Sulut terus membaik karena sinergitas dan kerjasama yang kuat dengan pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, eksportir, dan stakeholder terkait.

“Memperkuat sinergi dan koordinasi dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan kerja. Kita tidak boleh sendiri, meski kita mampu,” kata Ipe, sapaannya.

Mantan Sekretaris Disperindag Sulut ini menjelaskan, hebatnya sinergi Pemprov Sulut dengan Kementerian Perdagangan, Balai Karantina Pertanian Manado, Pemda kabupaten/kota, dan eksportir sangat berdampak baik dalam mendorong peningkatan ekspor komoditas Sulut.

“Pak Gubernur (Olly Dondokambey) selalu mengingatkan sinergitas. Makanya banyak pihak terlibat bersama untuk memacu ekspor Sulut ke luar negeri. Hasilnya juga bisa kita lihat bersama pada peningkatan nilai ekspor selama ini,” tuturnya.

Muksin juga mengatakan Disperindag juga terus mendukung para eksportir dalam meningkatkan ekspor.

“Kami bantu mereka tanpa minta ini dan itu. Kalau mereka ingin mengurus administrasi, kita percepat bahkan kita bantu koordinasi dengan pihak terkait lainnya. Supaya para eksportir bisa terbantu,” katanya.

Muksin juga mengakui bahwa Gubernur Olly Dondokambey memberi prhatian serius terhadap pelayanan kepada eksportir. Tujuannya, agar komoditas dari Sulut memiliki pasar yang luas di luar negeri.

Contoh konkrit yang dilakukan Gubernur adalah direct call ekspor komoditas Sulut dari Manado ke Bandara Narita Jepang oleh Garuda Indonesia. Menurutnya, selain membuka pintu pasar di Jepang, Gubernur juga bersedia memberi subsidi kepada Garuda agar target kuota angkutan kargo ke Jepang terpenuhi.

“Karena Garuda menetapkan minimum kargo harus terangkut untuk menutupi biaya operasional. Besarnya minimal 5 ton sekali jalan,” tukasnya.

“Jika jumlah ekspor tidak mencukupi target 5 ton, maka biaya sisanya ditanggung Pemprov Sulut yang merupakan subsidi untuk eksportir agar barang ekspornya bisa terkirim. Anggarannya sudah masuk APBD Perubahan. Dan ini merupakan kebijakan dari Bapak Gubernur dalam mencari solusinya,” ujar Ipe.

Dia pun menilai nilai ekspor komoditas pertanian Sulut seperti kelapa dan turunannya terus mengalami peningkatan, karena pasar dunia sangat meminati.

“Nilai jualnya juga ( di luar negeri) jadi lebih tinggi. Tentu ini akan menguntungkan dan dapat meningkatkan perekonomian daerah,” tuturnya.(hdr/red)