BI Sulut dan Poktan Sukoi Rabbit Tomohon Panen Perdana Cabai Rawit

TOMOHON – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara terus mendorong upaya pengendalian inflasi, khususnya dari sisi bahan makanan. Antara lain dengan membina kelompok tani menanam cabai untuk melayani kebutuhan di wilayah tertentu.
Selasa (23/4/2024), Kepala BI Sulut Andry Prasmuko bersama dengan sejumlah anggota kelompok tani (poktan) Sukoi Rabbit Tomohon dan Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kota Tomohon, melaksanakan panen perdana cabai rawit di Kakaskasen, Kota Tomohon.
“Diharapkan panen ini dapat memenuhi pasokan cabai rawit di Tomohon dan mendukung pengendalian inflasi, mengingat harga cabai masih cenderung tinggi,” kata Andry Prasmuko dalam sambutannya.
Andry Prasmuko mengaku terkagum dengan jenis cabai yang ditanam poktan Sukoi Rabbit. Sebab jenis cabai ditanam tampak gemuk.
“Apa yang sudah diupayakan poktan Sukoi Rabbit dan Pemkot Tomohon ini adalah terobosan cabai yang dagingnya tebal dan tahan lama. Semoga bisa direplikasi oleh poktan lainnya,” kata Andry.
Dia juga mendorong poktan Sukoi Rabbit untuk tidak menyerah mengolah lahan hortikultura yang dimiliki. Menurutnya, hasil produksi cabai rawit dapat menjaga ketersediaan komoditi pangan bila kekurangan suplai.
“Tetap semangat supaya kita terus survive dan produksi kita terjaga. Harapannya bila di sini (Tomohon) sedang kekurangan suplai, hasil produksi poktan Sukoi Rabbit bisa penuhi stoknya itu,” kata dia.
Andry juga turut mengapresiasi poktan Sukoi Rabbit yang terus mengembangkan kemampuan dalam Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S). Diharapkan P4S dapat terus diperluas jangkauannya.
“P4S ini akan sangat membantu pengembangan kemampuan para petani,” sebutnya.
Ketua Poktan Sukoi Rabbit Richard Kainde menerangkan nama Sukoi Rabbit diambil dari belasan tahun lalu saat para petani hendak mengembangkan peternakan kelinci di sekitar sungai jalan Okoi, Tomohon. Sehingga mereka sepakat membuat kelompok peternak Sukoi Rabbit.
“Tapi sekarang ini sudah beralih ke poktan hortikultura cabai rawit dan tomat,” ungkap Richard.
Richard yang termasuk anggota Petani Unggulan Bank Indonesia (PUBI) 2024 ini menerangkan luas lahan yang digarapnya bersama dengan belasan petani lainnya mencapai 0,6 hektare. Jumlah cabai rawit yang ditanam sebanyak 6.000 pohon.
“Kami perkirakan hasil produksi akan mencapai 6 ton per siklus tanam,” Richard menambahkan.
Richard memuji program PUBI yang sempat diikutinya karena para petani mendapat pandangan luas agar tetap semangat bertani. Dan menurutnya, ilmu yang didapat dia bagikan kepada rekan-rekan petani dalam poktan Sukoi Rabbit.
“Begitu juga dengan apa yang kami dapat di P4S, kami tak mau pelit berbagi ilmu,” ucapnya.
Michael Joseph, Sekretaris Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Tomohon, mengatakan petani adalah garda terdepan Pemkot Tomohon dalam meningkatkan ketahanan pangan. Bersama dengan petani, dan stakeholder lainnya, Pemkot Tomohon berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produksi pangan.
“Apalagi komoditi cabai rawit mempengaruhi inflasi Tomohon. Karena itu kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan poktan Sukoi Rabbit dan BI Sulut. Kami berharap kelompok-kelompok tani lainnya dapat mengikuti jejak kelompok tani Sukoi Rabbit,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Tim Implementasi Kekda BI Sulut Made Doni, pemerintah kecamatan, dan anggota poktan Sukoi Rabbit.(red)