
SITARO — Rapat dengar pendapat (RDP) yang diselenggarakan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Siau, Tagulandang, Biaro (Sitaro) di Sulawesi Utara (Sulut) nyaris menampilkan adegan baku pukul alias adu jotos antara Sekretaris Daerah (Sekda) dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Diketahui, rapat yang digelar Selasa 14 April 2022 itu membahas soal layanan kesehatan yang dikeluhkan warga.
Adapun peserta rapat terdiri dari beberapa pejabat eksekutif di lingkup Pemda Sitaro yang dipimpin Penjabat Sekda DR Agus Tony Poputra, Direktur Rumah Sakit Daerah Lapangan Sawang, Direktur Rumah Sakit Umum Tagulandang bersama staf, serta para Dokter Spesialis yang berstatus ASN.
Awalnya, rapat yang dipimpin Ketua DPRD Sitaro, Djon P Janis itu berjalan sebagaimana biasanya.
Namun, beberapa saat kemudian, suasana mulai panas bahkan semakin memanas. Puncaknya, ketika Ketua IDI Sitaro, dr. James Rarung sedang menyampaikan klarifikasi sehubungan dengan keluhan masyarakat terkait pelayanan kesehatan, tiba-tiba terhenti lantaran Penjabat Sekda memukul meja.
Sekda meminta agar Ketua IDI berhenti berbicara dengan alasan apa yang diutarakannya sudah dipahami.
Celakanya, tindakan Sekda yang tiba-tiba memotong pembicaraan membuat Ketua IDI nampak naik pitam.
Ia langsung mendatangi tempat di mana Sekda duduk dan mengajaknya untuk adu jotos.
Beruntung, insiden itu tak berlanjut karena langsung dilerai para peserta rapat lainnya.
“Saudara-saudara, harap tenang. Kita kumpul di sini bukan untuk cari-cari kesalahan. Kita mau cari solusi terbaik agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat boleh maksimal,” ujar Ketua DPRD Sitaro, Djon P Janis, menenangkan suasana.
Ia juga menyebutkan bahwa rapat yang dihadiri orang-orang intelektual ini mestinya tidak harus ada insiden-insiden yang konyol seperti itu.
“Saya yakin saudara-saudara sekalian adalah orang-orang intelektual, ayo tunjukan yang terbaik. Mari kita carikan solusi bersama,” ajaknya.
Sementara itu, sikap sportivitas diperlihatkan kedua birokrat yang nyaris bentrok tersebut. Sebelum rapat ditutup, keduanya telah saling memaafkan.
“Sudah selesai, kami sudah berdamai,” singkat Poputra yang kerap juga disapa Ahok itu.
Ia menambahkan, insiden seperti itu adalah hal biasa terjadi dalam suasana rapat dengan tensi tinggi.
Namun menurutnya, apa yang terjadi di ruang rapat, hanya sampai di situ, tidak dibawa keluar.
“Tidak ada dendam, apalagi sampai baku lapor,” sebutnya.
Senada, dr James Rarung menganggap ketegangan dalam forum dengar pendapat merupakan hal biasa. Dan ia pun mengaku sudah minta maaf.
“Sudah clear, saya sudah minta maaf dan kami sudah saling memaafkan,” ujar dokter spesialis kandungan tersebut.
Sekadar diketahui, belakangan masyarakat sering mengeluhkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Sitaro yang dianggap tak maksimal.
Banyak tindakan medis yang mestinya bisa dilakukan di RS Daerah namun kenyataannya justru pasien harus dirujuk ke Manado.
Akibatnya, warga mengeluh lantaran harus menyiapkan biaya lebih.
Nah, dalam rapat dengar pendapat itu terungkap bahwa penyebab utama persoalan itu adalah terbatasnya sarana prasarana yang tersedia.
Akan hal ini, Pemda pun berjanji akan segera berbenah melakukan peningkatan layanan kesehatan lewat penambahan sarana prasarana. (gus)