Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Wagub Kandouw ‘Belajar’ Mitigasi Bencana dan Pengelolaan Sampah di Jepang

×

Wagub Kandouw ‘Belajar’ Mitigasi Bencana dan Pengelolaan Sampah di Jepang

Sebarkan artikel ini

Kunjungan kerja Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven OE Kandouw ke Jepang, dioptimalkan dengan mengadopsi berbagai teknologi yang bermanfaat. Antara lain, penanganan bencana dan pengelolaan sampah.

Sebagai negara maju, Jepang bukan hanya terkenal dengan keindahan saja, akan tetapi Jepang juga dikenal sebagai salah satu negara maju yang mampu menangani bencana alam dengan cepat dan tepat, seperti gempa bumi.

Problem bencana alam yang kerap terjadi di Jepang, tidak berbeda jauh dengan di Sulut. Di mana kondisi alam di Jepang yang juga berada di posisi ring of fire (cincin api ), sehingga Jepang mempunyai rentetan gunung yang mempunyai kondisi rawan bencana, seperti erupsi, gempabumi, dan tsunami.

Selain itu, Jepang berada di samudera lepas, yakni sabuk topan Pasifik yang juga bisa mempengaruhi perubahan iklim serta terjadinya bencana angin topan.

Keadaan ini, yang kemudian mendorong Wagub Kandouw bersama jajaran untuk mempelajarinya secara langsung tentang manajemen lingkungan dan penanganan bencana alam di Jepang.

Kedatangan Wagub Kandouw diterima oleh IDEA Consultan INC dan Tim Japan International Coorperation Agency (JICA), yaitu Matsasugu Komiya, Vice President IDEA; Sotoru Morishita, executive Vice Presiden Head of Institute of Enviromental Ecologi; Noritoshi Maehara, GM Overseas Project Division; serta Sun Uchiyama, Researcher Of Global Consulting Departemen, pada Jumat (7/7/2023).

Pada pertemuan itu, Satoru Morishita menjelaskan hasil kajian dampak bencana dan ancaman iklim dunia termasuk Indonesia dan Sulut.

Satoru juga menampilkan video bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Manado beberapa waktu lalu serta ancaman gunung berapi di Sulut.

Di samping itu, Satoru menjelaskan tentang manajemen penanganan bencana termasuk rencana pembangunan lingkungan yang berkelanjutan.

“Jepang bangkit saat terjadi bencana dan juga manajemen lingkungan menjadi prioritas pemerintah Jepang dalam mengelola penanganan bencana dan lingkungan hidup,” katanya.

Wagub Kandouw juga menyampaikan apresiasi penuh atas dukungan IDEA dan kesepakatan kerjasama penyusunan perencanaan penanganan bencana dan manajemen Lingkungan bersama IDEA.

Kandouw optimis penanganan bencana banjir, longsor dan bencana alam lainnya di Sulut semakin optimal dengan dukungan dari IDEA dan JICA Jepang yang terbukti mampu membuat penanganan bencana di Jepang dengan baik.

BELAJAR PERSAMPAHAN

Tak hanya berhasil menangani bencana, Jepang juga terbukti mampu mengelola sampah warganya secara modern.

Usai pertemuan dengan IDEA, Wagub Kandouw bersama rombongan di antaranya Kadis P3AD Sulut Kartika Devi Kandouw-Tanos dan Kadiskominfo Sulut Evans Steven Liow melanjutkan kunjugan kerja ke Suginami Incineration Plant yang merupakan tempat pengelolaan limbah sampah di 23 provinsi di Jepang.

Deputi Environment Business Development Suginami Incineration Plant Takanobu Kaneko menjelaskan kepada Wagub Kandouw awal pembangunan pengelolaan sampah yang sempat mendapat penolakan warga karena dibangun di tengah kota sampai akhirnya masyarakat mendukung dan bahkan ikut terlibat dengan penanganan sampah.

Selain itu, Kandouw juga menyaksikan video penjelasan secara detail pengolahan sampah dan melihat langsung proses pengelolaan sampah terpadu.

Kandouw mengapresiasi Suginami Incineration Plant dan berharap Pemprov Sulut dapat bekerjasama dan hal serupa dapat dilaksanakan di Sulut.

Kandouw juga meminta Wakil Wali Kota Manado, Richard Sualang dan Wakil Bupati Minahasa Utara, Kevin Lotulong yang ikut serta dalam rombongan segera menyiapkan integrasi pengelolaan sampah di TPA Regional Ilo-ilo dapat diwujudkan bersama

“Manajemennya harus seperti Suginami Incinerator Plant karena harapan Bapak Gubernur akhir tahun ini dapat diwujudkan, karena sementara dalam pembangunan,” katanya.

Kandouw optimis pengelolaan sampah di Ilo-ilo mampu mengintegrasikan penanganan sampah di tiga kota dan dua kabupaten, yaitu Kota Manado, Tomohon, Bitung serta Kabupaten Minahasa Utara, dan Minahasa.

“Harapannya, masalah sampah dapat tertangani dengan baik. Perlu diingat bahwa tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat ini akan sia-sia. Kita harus berkolaborasi dan bukan hanya itu budaya bersih harus jadi muatan lokal di sekolah-sekolah sejak usia dini,” terangnya.

“Apa yang dilakukan pemerintah Jepang dapat dilakukan di daerah kita, yakni budaya bersih anti sampah. Ini bukan hanya masalah penanganan tetapi akan menjadi budaya bersih, sehingga masyarakat kita sehat serta lingkungan kita asri seperti di Jepang yang tertata dengan baik,” tandasnya.(adv/dkips)