BOROKO, GS.Com – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Utara (Sulut) Drs Steven Kandouw menghadiri pertemuan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA, SMK, dan SLB Provinsi Sulawesi Utara di Gedung Darma Wanita Desa Boroko Timur, Kecamatan Kaidipang, Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Kamis (16/05/2024). Pada kesempatan tersebut Wagub Steven Kandouw menyampaikan tujuh hal substansi yang menjadi tupoksi para guru dan Kepsek yang perlu dijalankan.
Pertama, terkait Undang-undang Pendidikan yang baru, tentang Program Merdeka Belajar yang tentu perlu penyesuaian. Wagub Steven Kandouw mengungkapkan mau tidak mau guru-guru dan tentunya para murid, harus menyesuaikan.
“Mohon dikaji lebih dalam lagi. Semua harus bertekad Program Merdeka Belajar harus sukses,” ujar Wagub.
Katanya, jangan sampai anak-anak siswa yang rugi. Untuk itu Wagub juga menekankan kepada guru-guru untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengajar.
“Karena Merdeka Belajar ini lebih spesifik dan tematik. Guru-guru kita itu harus betul-betul mengaksalerasi, meng-upgrade, menaikkan level kemampuan mereka,” kata Wagub.
Wagub Kandouw pun mendorong Kadis Pendidikan Sulut (Femmy Suluh) untuk menambah pembekalan guru-guru di Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Pineleng, Kabupaten Minahasa.
“Sudah ada balai dari pemerintah pusat, kenapa tidak dimanfaatkan? Peningkatan kapasitas tidak harus ke luar daerah seperti di Makassar ataupun ke Malang,” beber Kandouw.
Selanjutnya, Kandouw menginstruksikan Dinas Pendidikan bersama guru-guru untuk menyikapi tentang Kepanduan, Kepramukaan, yang sudah tidak diwajibkan lagi bagi siswa oleh Menteri Pendidikan.
“Tapi, dari lubuk hati paling dalam, kepanduan ini perlu. Karena pengalaman saya saat bersekolah mau bekerjasama, toleransi, cinta lingkungan, dan disiplin, semua karena dari kepanduan, Kepramukaan. Saya tidak menyalahkan Pak Menteri, tapi ini harus dielaborasi bersama, bahas tentang Kepramukaan, karena Pramuka nasional juga masih ada dengan Ketuanya Budi Waseso,” bebernya.
Hal substansi selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah konten lokal. Wagub Kandouw meminta agar kearifan lokal untuk tetap diperhatikan. Walaupun Merdeka Belajar, kesenian seperti tari-tarian lokal juga harus ada dalam mata pelajaran di sekolah.
“Masa’ selalu kalau ada acara-acara diisi dengan dansa Tobelo lah, Maumere lah, line dance. Padahal saya pernah lihat dansa Liwutung di Ratahan bagus. Mari kita dorong kesenian tradisional kita, termasuk bahasa daerah,” pinta Wagub.
Hal penting lainnya adalah pilihan bahasa Jepang. Ini termasuk harapan Gubernur Olly Dondokambey akan adanya lokal konten bahasa Jepang di sekolah-sekolah.
Ini menjadi salah satu konten lokal penting karena Jepang menjadi salah satu negara yang banyak mendatangkan tenaga kerja dari Sulut. Dia meminta stakeholders pendidikan mencari solusi bagaimana menambah guru-guru bahasa Jepang.
“Di Unima Tondano ada Program Studi Sastra Jepang. Saya meminta Dinas Pendidikan untuk manfaatkan itu. Supaya betul-betul dipakai orang-orang lokal sebagai pengajar, untuk memberdayakan anak-anak kita,” kata Kandouw.
Lokal konten yang juga perlu tapi harus dikontrol, kata Wagub, adalah maraknya kegiatan-kegiatan keagamaan eksternal yang masuk ke sekolah. Ini juga harus diawasi, karena dia tahu persis banyak yang kadang-kadang, menurutnya, sudah dipermoi.
“Ibarat dua sisi mata uang, satu sisi kita setuju kegiatan agama anak-anak kita, tapi di sisi lain kita harus menjaga kedamaian, rasional dan keguyuban,” kata Wagub.
Yang berikut, Wagub Kandouw meminta agar para guru untuk meningkatkan kualitas diri dengan mengejar pendidikan hingga kalau bisa bergelar S2 semua. Dan, Pemprov Sulut juga ASN-nya didorong untuk mencari gelar S2 dan S3.
Yang terakhir, Wagub mengingatkan agar tidak memupuk budaya hedonisme pada anak-anak siswa, karena itu berbahaya.
“Seperti apa? Acara kelulusan yang dibikin mewah-mewah luar biasa. Karena biaya mahal kelulusan bikin di hotel, akan ada orangtua yang tidak setuju. Ujung-ujungnya Pak Gubernur yang disalahkan, di-bully,” tukas Wagub.
Kandouw pun mencontohkan di beberapa negara , kelulusan dibuat di rumah ibadah. Lebih khusyuk.
“Coba terapkan di sini. Bikin di gereja. Bikin di masjid. Sesuai kepercayaan masing-masing, pasti orangtua setuju,” ujarnya lagi.
Dia akhir sambutan Wagub mengingatkan bahwa apa yang sudah disampaikan ini adalah demi pendidikan Sulut yang semakin baik ke depannya. Wagub pun berharap di pertemuan MKKS selanjutnya dirinya juga bisa hadir kembali.
Dalam kesempatan ini Wagub didampingi Asisten I Setdaprov Denny Mangala, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Femmy Suluh, dan Penjabat Bupati Bolmut Sirajudin Lasena selaku tuan rumah.(red)