Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Fisip Unsrat

×

Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Fisip Unsrat

Sebarkan artikel ini

GOSULUT.COM – Di bawah kepemimpinan Benny Rhamdani, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menghadirkan sejumlah terobosan untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). PMI selang tiga tahun terakhir mendapat perlakuan spesial atau istimewa.

Benny RhamdaniDi antaranya menyiapkan lounge di 8 bandara internasional di Indonesia, serta menyiapkan fasttrack VVIP untuk keberangkatan PMI.
Selain itu, keberangkatan PMI dilepas oleh orang penting dalam pemerintah, baik anggota DPR, PMI, bahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Benny Rhamdani, hal ini menandakan bahwa pemerintah hadir di tengah Pekerja Migran Indonesia. Sebab tidak ada negara di dunia yang menyiapkan fasilitas seperti itu bagi PMI, bahkan dilepas orang-orang penting dalam pemerintahan.
Perlakuan spesial ini menurut Benny Rhamdani memang selayaknya diberikan karena PMI merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar.

“Sumbangan devisa setiap tahun Rp159,6 triliun, itu sumbangan devisa terbesar kedua setelah migas, melewati sektor pariwisata,” ungkapnya, saat memberikan sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol), Kamis (4/5/2023).

Uang sebesar itu, kata dia, jika dikirim ke keluarga maka akan sangat menunjang pada perputaran ekonomi.

Itu sebabnya, dirinya tidak henti-hentinya menekankan untuk mengikuti jalur resmi saat bekerja ke luar negeri agar mendapat perlindungan. “Mereka yang berangkat wajib ikut pendidikan. Sebab negara memperhatikan para pekerja migrannya dan ini dilegitimasi lewat kehadiran para pemimpin negara kala melepas PMI,” katanya.
Adapun kegiatan sosialisasi dibuka oleh Dekan Fispol Dr Drs Novie Pioh MSi yang menyambut baik kehadiran Ketua BP2MI, Benny Rhamdani, beserta rombongannya.
“Kehadiran ini suatu kehormatan, sebab tidak semua fakultas melakukan kegiatan ini. Tentunya ini akan berdampak pada mahasiswa. Apalagi soal pekerja migran itu seperti apa, supaya tidak salah melangkah,” ujarnya.