Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Sejarah Baru, Pelayaran Baru Ekspedisi Barang Sulut-Asia Timur Dibuka

×

Sejarah Baru, Pelayaran Baru Ekspedisi Barang Sulut-Asia Timur Dibuka

Sebarkan artikel ini

Pelayaran perdana kapal kargo yang dioperasikan oleh Shandong International Transportation Corporation (SITC) China, resmi diluncurkan dari Pelabuhan Peti Kemas Bitung. Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven OE Kandouw berkesempatan melepas agenda yang bertajuk Pelayaran Perdana Kargo SITC Kontainer Lines MV. SITC Batangas VOY.2403 N dan Pelepasan Ekspor Langsung Sulawesi Utara ke Asia Timur, di Pelabuhan Peti Kemas pada Kamis (08/02/2024) subuh.

“Kalau saya bilang ini breakthrough atau terobosan yang luar biasa,” ujar Wagub Kandouw.

Wagub mengatakan bahwa selama ini Sulut sudah banyak melakukan berbagai terobosan transportasi. Antara lain lewat moda transportasi udara.

“Selama pemerintahan Pak Gubernur Olly Dondokambey sudah on going sampai sekarang, seperti direct call Manado-Narita itu satu kali seminggu. Kemudian direct call ke Singapura, itu lima kali seminggu. Juga Southern China, empat kali seminggu. Dan ini betul-betul breaktrough. Malam ini kita semua jadi saksi sejarah bahwa pada tanggal 8 Februari 2024, H minus 2 tahun baru China kita memberikan satu langkah besar buat Republik Indonesia ini termasuk Sulawesi Utara,” jelasnya.

Saking semangatnya, Kandouw mengutip slogan terkenal dari Neil Amstrong yang mengatakan ‘That’s one small step for man, one giant leap for mankind‘, atau, ‘Satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia’

“Kenapa ini saya bilang one giant leap for mankind, karena selama ini Pak Djauhari (Djauhari Oratmangun, adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok-red), kita seakan-akan dikasih kepala tapi ekornya ditahan. Kita di-declare sebagai The North Of Point of Indonesia Toward The Asia Pacific, tetapi kita tidak pernah diberi kesempatan untuk betul-betul jadi pintu gerbang Indonesia di Asia Pasifik,” serunya.

Kandouw juga menyampaikan bahwa selama ini, sangat sulit sekali untuk melakukan terobosan yang menjadikan Bitung sebagai hub port.

“Rencana impian kita untuk jadi hub port sangat susah. Saya nggak tahu siapa yang nahan-nahan saya juga sampai sekarang lagi nyari-nyari siapa yang nahan-nahan ini. Kalau saya tahu awas dia,” ucapnya dengan nada bergurau.

Ternyata, hasil kerja sama pelayaran perdana SITC, sebut Kandouw merupakan hasil kolaborasi atau istilah kerennya adalah pentahelix alias gotong-royong.

“Dan setelah kita duduk punya mindset yang sama visi yang sama,” sebutnya sembari menyampaikan terima kasih kepada semua pihak.

“Terima kasih sekali, kita boleh melakukan breakthrough, sehingga melewati tembok tebal yang selama ini menghalangi kita. Dan mulai sekarang kita boleh berbangga diri karena kita betul-betul jadi pintu gerbang, dengan adanya SITC ini,” ucapnya.

Masuknya SITC ke Sulut, sambung Kandouw, berhasil memangkas cost atau biaya. “Perusahaan ini masuk sini telah memotong waktu pelayaran hingga 70 persen. Bisa dibayangkan kalau dari sini ke Jakarta masih 4 hari lagi. Kalau barang yang masuk ke Indonesia pakai pola dulu masih 4 hari baru sampai. Itu baru waktu, sedangkan cost-nya ini 50 persen dipotong. Jadi 50 persen barang impor sudah ada di Republik Indonesia kalau dulu 1.000 sekarang tinggal 500,” jelas Kandouw menganalogikan perjalanan impor barang.

“Jadi ini betul-betul satu lompatan besar. Mudah-mudahan kita semua stakeholder dan pemerintah daerah, Pak Walikota Murits Mantiri dapat terjaga sustainability-nya. Kita tetap mainkan supaya memberi informasi kepada interland di Sulawesi Utara, contohnya seperti tuna ternyata teman-teman dari Maluku dari Tual dari Papua bahkan dari Bali sudah memakai direct call kita. Mudah-mudahan komoditas-komoditas lain juga untuk ekspor boleh mempercayakan kita di Sulawesi Utara,” beber Kandouw.

Pada akhir sambutannya, Ia mengatakan bahwa di setiap niat di situ pasti ada jalan.

“Kalau kita punya ikhtiar, kita punya komitmen, kita punya semangat pasti seperti dikatakan Pak Djouhari katakan tadi niat yang baik pasti direstui oleh Tuhan. Banyak selamat untuk kita semua,” katanya.

Kandouw juga mengapresiasi Kepala Bea Cukai Sulut atas peran dan langkah yang dilakukan.

“Kalau saya Menteri Keuangan saya langsung angkat ini Pak Kanwil Bea Cukai, jadi Dirjen Bea Cukai karena output-nya jelas. Luar biasa sangat membantu kita mewujudkan mimpi-mimpi Sulawesi Utara jadi daerah hub port ekspor impor internasional. Terima kasih SITC yang sudah mempercayakan membuka jalur. Semoga dapat mempertahankan pelayaran ini selama-lamanya.

“Sekali lagi ini yang bisa saya sampaikan Tuhan beserta kita semua. Semoga kita semua diberikan rahmat kekuatan dan kemampuan yang dipercayakan rakyat,” pungkasnya.

Turut hadir, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Oratmangun, pimpinan dan jajaran SITC terutama Jey Chan, Bank Indonesia, Terminal Head Bitung Teguh Firdaus.(adv/dkips)