Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Urban Economy Festival, BI Sulut Apresiasi Kaum Milenial

×

Urban Economy Festival, BI Sulut Apresiasi Kaum Milenial

Sebarkan artikel ini

MANADO — Kaum milenial di Sulut mendapat perhatian khusus Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut. Buktinya, BI Sulut menggelar Urban Economy Festival untuk menampilkan kreatifitas milenial di  Sulut. Iven itu berlangsung sejak Jumat (22/11/2019) hingga Minggu (24/11/2019) di Kantor BI lama di kawasan Pasar 45 Manado.

Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat menyatakan bahwa Urban Economy Festival dikemas dengan sangat menarik dengan berbagai macam acara pendukung.

“Kami memberikan edukasi kebanksentralan, dance talk, band Maldives, digitalk, sosialisasi elektronifikasi tol Manado-Bitung, talkshow perlindungan konsumen, dan beberapa kegiatan lain,” kata Arbonas saat membuka kegiatan itu, Jumat (22/11/2019) malam.

Menurut Arbonas, Urban Economy Festival 2019 bertemakan ‘Menciptakan Pelaku UMKM Kreatif Unggulan Sulawesi Utara yang Berorientasi Ekspor dan Mendukung Pengembangan Pariwisata’, menurutnya, untuk menghubungkan UMKM Sulawesi Utara dengan korporasi penyedia platform digital (terkait pembiayaan pembayaran, dan pemasaran), lembaga keuangan, serta aggregator ekspor atau calon investor.

“Langkah ini untuk memfasilitasi business matching dan business coaching (konsultasi bisnis) bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan kapasitas bisnis dan memperluas akses pasar UMKM,” tambah Arbonas.

Disebutkan Arbonas juga bahwa heritage Kantor BI lama adalah salah satu alasan lokasi kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Gedung lama Bank Indonesia ini ternyata bernilai historikal cukup tinggi apalagi nama dahulunya ialah De Javasche Bank.

“Lokasi ini merupakan simbol budaya/heritage yang dimiliki Bank Indonesia. Pembersihan dan peremajaan kembali lokasi untuk gelaran acara ini  memberi symbol efisiensi urban (revive-reuse-recycle),” kata dia.

Terkait dengan metoda pembayaran berkaitan dengan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), katanya, diperkenalkan seoptimal mungkin selama pelaksanaan acara sebagai respon terhadap digitalisasi dari segi pembayaran.

“Jadi transaksinya secara non-tunai dengan menggunakan QRIS (Quick-Response Code Indonesia Standard) melalui platform pembayaran digital serta penggunaan EDC,” ujarnya dalm sambutan.

Sementara Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw mengapresiasi pelaksanaan Urban Economy Festival ini. Menurutnya kegiatan ini dapat memicu pertumbuhan kreativitas perekonomian. Angouw mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi di Sulut lagi tren menurun walau angkanya lebih tinggi dari nasional.

“Jadi saya pikir langkah BI, yang menggairahkan ekonomi UMKM yang ditekuni kaum milenial, ini bisa meransang perekonomian Sulut,” papar Angouw.

Ada beberapa faktor untuk menumbuhkan ekonomi, kata Angouw, yaitu tingkat konsumsi, investasi, dan ekspor. “Jadi konsumsi kita sampai saat ini cukup besar, investasi kita tengah menggerakkan semua lini, dan paling terakhir ekspor. Saya berharap ajang ini menghasilkan milenial yang bisa mengekspor produknya,” tutup Angouw.

Dalam kesempatan itu pula Andrei Angouw, Kepala OJK Sulutgomalut Slamet Wibowo dan sejumlah kepala bank di Sulut berkesempatan mengunjungi stand-stand UMKM yang dilakoni para milenial Sulut. Mulai dari fashion, musik, game online (Manguni Squad)—satu-satunya karya dari Indonesia, dan makanan.(bar)