Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

900 Liter Cap Tikus Segera Jadi Hand Sanitizer

×

900 Liter Cap Tikus Segera Jadi Hand Sanitizer

Sebarkan artikel ini
Galon-galon berisi Cap Tikus yang siap dijadikan hand sanitizer oleh Dinkesda Sulut.

MANADO — Pemprov Sulut memanfaatkan bahan lokal untuk membuat cairan pencuci tangan atau hand sanitizer. Cap tikus, minuman tradisional beralkohol (arak, red) yang diproduksi petani aren dari Kecamatan Tareran, Minahasa Selatan, itu segera jadi pencuci tangan untuk menggantikan hand sanitizer yang hilang di pasaran gegara kepanikan Covid-19 atau virus Corona.

“Ini perintah langsung Pak Gubernur Olly Dondokambey. Sekarang Cap Tikus itu telah berada di Dinas Kesehatan Provinsi Sulut untuk diolah malam ini (tadi malam, red) menjadi hand sanitizer. Dan rencananya akan didistribusikan ke masyarakat pada besok (Kamis, red),” ujar Wagub Steven Kandouw kepada wartawan, Rabu sore, lewat percakapan aplikasi WhatsApp.

Wagub menginformasikan, sejak kemarin sore sebanyak 30 galon Cap Tikus masing-masing galon berisi 30 liter—setara 900 liter—dengan kadar alkohol lebih 50 persen dari Tareran telah dibeli Satgas Covid-19 untuk diolah menjadi bahan hand sanitizer.

Wagub Kandouw menambahkan, Pemprov Sulut berupaya menanggulangi Covid-19 dengan mengoptimalkan kearifan lokal.

“Hand sanitizer yang langka di pasaran, ternyata boleh disiapkan dengan bahan-bahan lokal seperti Cap Tikus. Dengan catatan kadar alkoholnya harus lebih dari 50 persen,” ungkap Wagub.

Selain untuk hand sanitizer, tambah Wagub, Cap Tikus ini dapat pula dipakai untuk pembuatan disinfektan untuk membersihkan benda-benda yang sering kontak langsung dengan manusia.

“(Langkah) ini dapat diikuti pula oleh kabupaten dan kota lain sebagai solusi kelangkaan cairan hand sanitizer dan disinfektan,” tukasnya. “Pakai bahan baku Cap Tikus yang diproduksi UMKM di banyak desa, supaya pelaku UMKM juga boleh bergairah ekonominya,” tutup Wagub.(**)