Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Dialog KCBD Ungkap Kasus Bunuh Diri Seperti Fenomena Gunung Es

×

Dialog KCBD Ungkap Kasus Bunuh Diri Seperti Fenomena Gunung Es

Sebarkan artikel ini

MANADO –  Data kasus bunuh diri atau suicide di Manado, ibarat fenomena iceberg atau gunung es. Yakni, nampak sedikit di permukaan tetapi ternyata di bawahnya banyak, sehingga harus diseriusi.

“Kalau data secara angka yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Manado, sejak April sampai September sebanyak tiga kasus. Tetapi menurut saya sebenarnya kalau mau ditelusuri, ada jauh lebih banyak dari itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Manado,  Steaven Dandel, dalam dialog yang digelar Komunitas Cegah Bunuh Diri (KCBD), yang dipandu Psikolog Hanna Monareh, dalam memperingati World Suicide Prevention Day 2023, di Dinas Pariwisata Manado, Sabtu (9/9/2023) sore.

Dandel menjelaskan, suicide seperti  fenomena iceberg, karena kasus itu bukan hanya yang terlihat menggantung diri saja, tetapi ada banyak lainya seperti melukai diri sendiri, menabrakkan diri ke kendaraan yang melaju, atau sengaja tidak mau makan. Itu semua bisa disebut sebagai upaya bunuh diri.

Dia mengakui itu masalah yang tidak kasat mata, karena berkaitan dengan kesehatan mental, tetapi harus diseriusi, karena sangat berbahaya. Untuk mencegahnya, maka harus ada suatu komunitas sehingga menjadi support system bagi siapapun.  

Sementara itu, salah satu anggota KCBD, Cliford Kindangen, berbagi pengalaman bagaimana dia melewati situasi yang sangat berat, dan mentalnya sakit karena mengalami perundungan hingga kekerasan fisik, karena berat tubuhnya, selama bertahun – tahun.

“Untungnya saya bertemu dengan komunitas ini, saling menguatkan dan bisa melalui semua prosesnya dan juga menguatkan orang lain, dan mengingatkan bahwa dia tidak sendiri, dan dia berharga,” katanya.

Sementara Ketua AJI Manado, Fransiskus Talokon mengatakan bahwa pekerja media termasuk para jurnalis yang bernaung di organisasi yang dipimpinnya itu banyak yang bermasalah dengan kesehatan mental, yang disebabkan oleh tekanan pekerjaan.

“Belum lagi teror dan ancaman yang dialami karena karya jurnalistik yang dibuat, dan tak diterima satu dua kalangan memperparah kondisi ini. Sebab bukan hanya satu dua orang jurnalis termasuk di Manado yang meninggal dunia karena tugas. Sehingga memang perlu ada komunitas dan tempat berbagi cerita,” katanya.

Sementara Psikolog Hanna Monareh, yang juga pendiri KCBD, mengatakan dalam rangka peringatan World Suicide Prevention Day, pihaknya sudah menggelar berbagai kegiatan positif.

“Mulai dari pagi sudah buat berbagai kegiatan positif termasuk membuat quote positif untuk membangun mental, sampai menggelar diskusi yang dihadiri para mahasiswa dari psikolgi UKIT, Unima dan para pekerja, termasuk jurnalis,” katanya.

Berbagai hal positif, mengemuka dalam dialog tersebut, karena para pembicara menjawab pertanyaan dan langsung memberikan dukungan agar semangat dan tidak putus asa.(red)