Scroll untuk baca berita terbaru
banner 325x300

Tembus Jepang, Kopi Tomohon Makin Diminati

×

Tembus Jepang, Kopi Tomohon Makin Diminati

Sebarkan artikel ini
Kopi Tomohon, Jepang, Jakarta
Kopi Tomohon yang sudah enembus Negeri Sakura Jepang. (Inzet Almontana Paat dan Duber Indonesia untuk Jepang, Kopi Tomohon di Kedai Jepang dan kemasan Kopi Tomohon),

TOMOHON—Ternyata Kota Tomohon memiliki banyak potensi yang jika dikembangkan dengan serius, akan memberikan hasil yang memuaskan. Menyusul bunga, kini Kopi Tomohon makin dikenal, bukan hanya dalam negeri tapi sudah menembus Negeri Sakura Jepang.

Kopi Tomohon sendiri dikenalkan oleh penggagas penanaman Kopi Tomohon Almontana Maesa Paat kepada Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi dan kini sudah dijual di kedai-kedai di Jepang dan sangat laris. Untuk domestik, Kopi Tomohon bisa ditemui di kedai-kedai yang ada di Ibukota Negara, Jakarta.

Kopi Tomohon pertama kali ditanam oleh Almontana Maesa Paat di tahun 2018, kemudian menyusul tahun 2019 di Perkebunan Pangi Wilayah Kelurahan Paslaten Dua dan tahun 2020 ditanam di Kumelembuai, Kecamatan Tomohon Timur.

Kini, sudah ada kurang lebih dua hektar yang memberikan hasil dengan produksi pertahun 600 kilogram.

‘’Saat ini sudah ada kurang lebih enam hektar yang ditanam di Kota Tomohon. Kami berharap akan ada lagi yang mau menanamnya sehngga Kopi Tomohon akan lebih dikenal luas. Penghasilan dari menanam Kopi Tomohon boleh dibilang lumayan,’’ kata Almontana maesa Paat, enterpreneur milenial, sekaligus owner Elmonts Coffee and Roastery yang berlokasi di Kelurahan Kolongan Jalan Polres Tomohon Kecamatan Tomohon Tengah.

Kopi Tomohon sudah memiliki kemasan tersendiri dan bisa diperoleh di sejumlah kedai kopi di Kota Tomohon seperti Elmonts Coffee dan Roastery, Curated Coffee Space, K’den Coffee, Seroi Doffee dan Eatery, serta Jangkar Coffee.

‘’Soal harga, sangat terjangkau. Kami berharap Kopi Tomohon ini bisa lebih berkembang lagi, karena selain memberikan penghasilan, juga mengangkat nama Tomohon,’’ kata Emon—sapaan akrab Almontana Maesa Paat seraya menambahkan saat ini dari menanam hingga produksi dan pemasaran masih mandiri. (red)