MANADO—Mahasiswa Politeknik Negeri Manado (Polimdo) Jurusan Pariwisata Program Studi Ekowisata Bawah Laut (EBL) tidak bisa melakukan kegiatan praktek menyusul ditutupnya Laboratorium Konservasi.
Penutupan laboratorium tersebut sontak ramai dan viral di Media Sosial (Medsos) Facebook milik Dannie Oroh, yang merupakan salah satu staf pengajar di Jurusan Pariwisata Polimdo.
Dalam akun faceboknya, Oroh memvideokan laboratorium konservasi dengan tulisan ‘’So Dapa Tutup’’. Hingga berita ini terbit, tak kurang dari 200 orang sudah memberikan respons atas unggahan Mner Dannie—sapaan akrab alumnus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Samratulangi Manado ini.
Penutupan tersebut membuat mahasiswa tidak bisa lagi melakukan pengujian kompetensinya di bidang lingkungan.
Padahal, selain tempat praktek mahasiswa, laboratorium juga berfungsi sebagai afiliasi para staf pengajar yang akan melakukan penelitian/ ‘’Ini sama denhgan menghambat aktifitas mahasiwa maupun staf pengajar,’’ ketus Fannie RS Oroh SPi MSi, sang pemilik akun facebook ketika dimintai tanggapan.
Menurutnya, sesuai fakta di lapangan, setiap semester mahasiswa melakukan praktek dan itu dilakukan di lapangan. Tidak dilakukan di dalam laboratorium karena untuk melakukan praktrek, sarana yang tersedia berada di lapangan, seperti melakukan pemantauan pertumbuhan mangrove, identifikasi lamun, terumbu karang dan pencemaran lingkungan. Semuanya harus dilakukan di lapangan.
‘’Meskipun dilakukan di lapangan, tapi bukan berarti tidak butuh ruangan laboratorium. Pastilah ada,’’ katanya. Sementara alasan pihak Polimdo menutup laboratorium tersebut karena tidak ada lagi kegiatan di dalam laboratorium. (red)
